Tawadhu’
Assalamualaikum wr.wb
Kali ini kita akan membahas tentang tawadhu
Pengertian
Tawadhu’ adalah rendah hati, tidak sombong dan tidak melihat diri kita
memiliki nilai lebih dibandingkan hamba Allah yang lainnya. Orang yang
tawadhu’ akan menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber
dari Allah SWT. Dengan pemahaman tersebut, maka tidak pernah terbersit
sedikitpun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain,
tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya, selalu
menjaga hati dan niat segala amal shalehnya dari segala sesuatu selain Allah,
serta tetap menjaga keikhlasan amal ibadahnya hanya karena Allah.
Sudah selayaknya kita sebagai umat
muslim bersikap tawadhu, karena tawadhu adalah salah satu akhlak terpuji yang
wajib dimiliki oleh setiap umat islam.
Perhatikan
sabda Nabi SAW berikut ini :
v Rasulullah SAW bersabda: yang artinya “Tiada berkurang harta
karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada seseorang yang memaafkan
melainkan kemuliaan. Dan tiada seseorang yang
bertawadhu’ kepada Allah, melainkan dimuliakan (mendapat ‘izzah) oleh Allah.
(HR. Muslim).
v Iyadh bin Himar ra. berkata: Bersabda Rasulullah SAW:
“Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku: “Bertawadhu’lah hingga
seseorang tidak menyombongkan diri terhadap lainnya dan seseorang tidak
menganiaya terhadap lainnya.(HR. Muslim).
v Rasulullah SAW bersabda, “Sombong
adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia.” (HR. Muslim)
v Ibnu Taimiyah, seorang ahli dalam madzhab Hambali menerangkan
dalam kitabnya, Madarijus Salikin bahwa tawadhu ialah menunaikan
segala yang haq dengan bersungguh-sungguh, taat menghambakan diri kepada Allah
sehingga benar-benar hamba Allah, (bukan hamba orang banyak, bukan hamba hawa
nafsu dan bukan karena pengaruh siapa pun) dan tanpa menganggap dirinya tinggi.
Tanda
orang yang tawadhu’ adalah :
v Disaat seseorang semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah
pula sikap tawadhu’ dan kasih sayangnya.
v Semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut
dan waspadanya.
v Setiap kali bertambah usianya maka semakin berkuranglah ketamakan
nafsunya.
v Setiap kali bertambah hartanya maka bertambahlah kedermawanan dan
kemauannya untuk membantu sesama.
v Dan setiap kali bertambah
tinggi kedudukan dan posisinya maka semakin dekat pula dia dengan manusia dan
berusaha untuk menunaikan berbagai kebutuhan mereka serta bersikap rendah hati
kepada mereka.
Ini karena orang yang
tawadhu menyadari akan segala nikmat yang didapatnya adalah dari Allah
SWT, untuk mengujinya apakah ia bersykur atau kufur.
Perhatikan
firman Allah berikut ini : “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
(QS. An Naml: 40).”
Dan
berikut beberapa contoh Ketawadhu’an Rasulullah SAW
1.
Anas ra jika
bertemu dengan anak-anak kecil maka selalu mengucapkan salam pada
mereka, ketika ditanya mengapa ia lakukan hal tersebut ia menjawab: Aku melihat
kekasihku Nabi SAW senantiasa berbuat demikian. (HR Bukhari, Fathul
Bari’-6247).
2.
Dari Anas ra
berkata: Nabi SAW memiliki seekor unta yang diberi nama al-’adhba` yang tidak
terkalahkan larinya, maka datang seorang ‘a’rabiy dengan untanya dan mampu
mengalahkan, maka hati kaum muslimin terpukul menyaksikan hal tersebut sampai
hal itu diketahui oleh nabi SAW, maka beliau bersabda: Menjadi haq Allah jika
ada sesuatu yang meninggikan diri di dunia pasti akan direndahkan-Nya. HR
Bukhari (Fathul Bari’-2872).
3.
Abu Said
al-Khudarii ra pernah berkata: Jadilah kalian seperti Nabi SAW, beliau SAW
menjahit bajunya yang sobek, memberi makan sendiri untanya, memperbaiki
rumahnya, memerah susu kambingnya, membuat sandalnya, makan bersama-sama dengan
pembantu-pembantunya, memberi mereka pakaian, membeli sendiri keperluannya di
pasar dan memikulnya sendiri ke rumahnya, beliau menemui orang kaya maupun
miskin, orang tua maupun anak-anak, mengucapkan salam lebih dulu pada siapa
yang berpapasan baik tua maupun anak, kulit hitam, merah, maupun putih, orang
merdeka maupun hamba sahaya sepanjang termasuk orang yang suka shalat.
Sekian
penjelasan tentang tawadhu dari kami, semoga bermanfaat..
Wa
billahi taufiq wal hidayah wa ridho wal inayah
Wassalamualaikum
wr.wb
#ISTLINGNAD✌✌